JEJER WAYANG PURWA

WAYANG PURWA

JEJER WAYANG PURWA
Jejer Wayang Kulit
Adalah hasil dari kreasi dan daya cipta manusia jaman dahulu yang sering disebut sebagai warisan budaya. Ditanah jawa khususnya wayang ini secara turun temurun pagelaran wayang purwa atau lebih dikenal dengan wayang kulit ini menjadi daya tarik tersediri.

wayang pada jaman dahulu digelar untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang, sehingga tidak setiap waktu dan setiap orang dapat menggelar pagelaran wayang kulit ini, disamping faktor ekonomi tentunya.

seiring masuknya ajaran agama Islam, yang disebarluaskan khususnya ditanah jawa oleh wali songo, wayang dijadikan sebagai sarana dakwah. wayang sendiri mengalami perubahan pada masa- masa itu, misalnya; dari bentuknya yang semula sangat sederhana pada masa itu diubah memiliki mata seperti halnya manusia, diberi warna, tangannya dipisah sehingga lebih atraktif lagi jika dimainkan dan beberapa perubahan lainnya yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang sehingga lebih indah. begitu halnya pada jaman Sultan SAgung Hanyakrakusuma, Jaman Kerajaan Pajang, Kasunanan Surakarta, juga melakukan banyak perubahan terhadap bentuk wayang agar lebih indah lagi.

Tata Letak Wayang
dalam sebuah pementasan, setiap dalang (orang yang menjalankan wayang) memiliki atau membawa wayang dengan jumlah yang hampir 400 wayang. namun tidak kesemuanya dipentaskan, maupun dipajang pada kelir (layar yang menjadi arena bagi dalang memainkan wayang).
pengaturan wayang didepan kelir disebut simpingan. ada 2 jenis simpingan, yaitu simpingan Kanan dan simpingan kiri.

Wayang yang disimping disimpingan kiri antara lain:
- Buto raton (Kumbakarno)
- Raksasa muda (Prahasta, Suratimantra)
- Rahwana dan beberapa Prajurit
- wayang bapang (Ratu Sebrang)
- Prabu Bomanarakasura
- Indrajit 
- Trisrah
- Trinetra
- Prabu Baladewa dan beberapa Prajurit
- Raden Kakrasana
- Prabu Salya
- Prabu Matswapati
- Prabu Duryadana
- Prabu Kurupati
- Prabu Karna
- Raden Ugrasena
- Raden Setyaki
- Raden Samba
- Raden Narayana

wayang yang disimping disimpingan kanan antara lain:
- Prabu Tuguwasesa
- Raden Puntadewa
- Werkudara dari berbagai macam wanda ( bentuk)
- Rama Parasu
- Gatotkaca dari berbagai windu
- Antareja
- Anoman dari berbagai Windu
- Kresna dari berbagi windu
- Prabu Ramawijaya
- Prabu Arjuna sasra
- Raden Pandhu
- Arjuna
- Abimanyu
- Palasara
- wayang Putren
- bayi

 hal ini bermakna bahwa yang terletak disimpingan kanan adalah tokoh baik, sementara disimpingan kana adalah tokoh dengan karakter buruk.
demikian tata urutan wayang yang biasa kita lihat saat pergelaran wayang kulit, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang budaya wayng purwa.
pada kesempatan lain pada blog ini akan diulas tentang arti dan lambang dalam pewayangan,..

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment